HORMON TUMBUHAN
Hormon (zat tumbuh) adalah suatu
senyawa organik yang dibuat pada suatu bagian tanaman dan kemudian diangkut ke
bagian lain, yang konsentrasinya rendah dan menyebabkan suatu dampak
fisiologis. Diferensiasi tanaman juga diatur oleh hormon (yaitu fithormon).
Saat ini dikenal hormon tumbuh seperti auksin, giberelin, sitokinin, asam
absisi, etilen, asam traumalin, dan kalin
Definisi yang dikutip dari Wikipedia
bahwa Hormon tumbuhan, atau pernah dikenal
juga dengan fitohormon, adalah sekumpulan senyawa organik bukan hara (nutrien),
baik yang terbentuk secara alami maupun dibuat oleh manusia, yang dalam kadar
sangat kecil (di bawah satu milimol per liter, bahkan dapat hanya satu mikromol
per liter) mendorong, menghambat, atau mengubah pertumbuhan, perkembangan, dan
pergerakan (taksis) tumbuhan. Penggunaan istilah "hormon" sendiri
menggunakan analogi fungsi hormon pada hewan. Namun demikian, hormon tumbuhan
tidak dihasilkan dari suatu kelenjar tertentu (endokrin) sebagaimana pada
hewan, tetapi dihasilkan dari jaringan-jaringan tertentu. Penyebarannya pun
tidak harus melalui pembuluh, karena hormon tumbuhan dapat ditransfer melalui
sitoplasma atau ruang antarsel.
Hormon tumbuhan bersifat endogenous
("endogen"), dihasilkan sendiri oleh individu yang bersangkutan,
maupun exogenous ("eksogen"), diberikan dari luar sistem
individu. Hormon eksogen dapat juga merupakan bahan non-alami (sintetik, tidak
dibuat dari ekstraksi tumbuhan). Oleh karena itu, untuk mengakomodasi perbedaan
dari hormon hewan, dipakai pula istilah zat pengatur tumbuh (bahasa Inggris: plant
growth regulator/substances) bagi hormon tumbuhan.
Auksin
Merupakan zat tumbuh yang pertama ditemukan. Pengaruh auksin terutama pada
perpanjangan atau pembesaran sel. Sifat dasar auksin yang mempengaruhi
perpanjangan sel ini sering digunakan sebagai pengukur kecepatan pertumbuhan
tanaman. Beberapa respons pertumbuhan dapat ditunjukkan dan dikendalikan oleh
auksin. Fototropisme yang merupakan peristiwa pembengkokan ke arah
cahaya dari kecambah yang sedang tumbuh, dapat didasarkan oleh penyebaran
auksin pada bagaian tersebut yang tidak merata. Pengaruh auksin pada
perpanjangan sel tanaman dapat digambarkan dari hasil-hasil percobaan sebagai
berikut. Bila ujung batang tanaman Avena sativa dipotong, maka
pertumbuhan 21 kaleoptil terhambat, akan tetapi bila ujung batang ini
ditempelkan kembali pertumbuhan akan terjadi lagi. Apabila potongan ujung
batang Avena sativa tadi ditaruhkan pada sepotong agar kemudian pada bagian
bawahnya diletakkan potongan lainnya maka pertumbuhan kaleoptil akan terjadi
juga. Auksin dibuat di ujung batang dan merangsang pertumbuhan kaleoptil.
Auksin merupakan istilah umum dari IAA yang mempengaruhi pertumbuhan batang ke
atas dan ke bawah, hormon ini dapat merangsang ataupun menghambat pertumbuhan
tanaman tergantung pada konsentrasinya. Selain itu, konsentrasi auksin yang
sama dapat memberikan efek berlainan pada pertumbuhan batang. pucuk, dan akar.
Seperti fototropisme (pertumbuhan ke arah cahaya), geotropisme (pertumbuhan ke
arah bumi). Auksin dibentuk dalam ujung kaleoptil bergerak ke bawah
(basipetal). Auksin berfungsi untuk: - merangsang perpanjangan sel - merangsang
pembentukan bunga dan buah - memperpanjang titik tumbuh. Senyawa auksin bila
terkena matahari akan berubah menjadi senyawa yang justru akan menghambat pertumbuhan.
hal inilah yang menyebabkan batang membelok ke arah datangnya sinar bila
diletakkan mendatar, karena bagian yang tidak terkena sinar pertumbuhannya
lebih cepat dari bagian yang terkena sinar sinar.
Giberelin
Mula-mula zat
ini ditemukan pada Giberella fujikuroi, yaitu jenis jamur parasit pada tanaman
padi. Hormon ini ditemukan pertama sekali di Jepang. Bila auksin hanya
merangsang pembesaran sel, maka giberelin merangsang pembelahan sel. Terutama
untuk merangsang pertumbuhan primer. Bedanya dengan auksin adalah bahwa
giberelin mempengaruhi perkecambahan dan mengakhiri masa dorman biji, sedangkan
auksin tidak Giberelin dapat bergerak ke dua arah sedangkan auksin hanya ke
satu arah. Giberelin berfungsi untuk: - menggiatkan pembelahan sel - mempengaruhi
pertumbuhan tunas - mempengaruhi pertumbuhan akar.
Kinin atau sitokinin
Hormon ini seperti halnya auksin
maka sitokinin juga memberikan efek yang bermacam-macam terhadap tanaman. Zat
ini mempercepat pembelahan sel, membantu pertumbuhan tunas dan akar. Sitokinin
dapat menghambat proses proses penuaan (senescence). Salah satu macam
sitokinin adalah kinetin yang terdapat dalam air kelapa muda dan dalam
ragi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar