Selasa, 10 Desember 2013

PENCERNAAN


PENCERNAAN/DIGESTI

Digestive sistem, terdiri dari
  1. Saluran pencernaan (Tractus digestoria )
  2. Kelenjar pencernan ( Glandulla digestoria )
Saluran pencernaan meliputi
  1. Rongga mulut (Cavum Oris)
  2. Faring
  3. Esofagus
  4. Lambung (cardiac , fundus , pylorus)
  5. Usus halus (Intestinum tenue) : Duodenum (usus 12 jari)
  6. Usus halus jejunum ( Usus kosong)
  7. Usus halus illeum(usus penyerapan)
  8. Usus besar (Intestinum Crassum / Coecum Colon Ascending usus besar naik) - Colon Transcending (datar), Colon descending ( usus besar turun) , colon sigmoid,
  9. Usus pembuangan (Rectum)
  10. Anus.

Organ /kelenjar pencernaan ( Glandulla digestivus) terdiri :
  1. Kelenjar saliva : sublingual, submandibular, parotis
  2. Hati
  3. Kandung dan saluran empedu
  4. Pankreas

Asesoris
  • Gigi Susu (I2C1P2) / Decidui = 20
  • Gigi Dewasa permanen (I2C1P2M3) = 32
  • Lidah


Berdasarkan fungsinya, sal. cerna meliputi
  1. Saluran peristaltic, ditempat ini bolus tdk mengalami proses pencernaan. Misalnya esofagus
  2. Tempat menyimpan seperti bolus pd lambung, dan pembusukan makanan (feces) pd kolon
  3. Tempat digesti : mulut, lambung dan intestinal (duodenum, jejunum dan illeum)
  4. Tempat penyerapan hasil : seluruh intestinal khususnya Illeum

Pencernaan yaitu proses pengubahan makanan menjadi unsur-unsur yang siap diserap untuk dipergunakan di sel

Empat proses penting dlm sal. pencernaan yg mendukung fungsi optimal sal cerna:
  1. Ingesti
  2. Sekresi
  3. Digesti
  4. Absorbsi
  1. Ingesti, masuknya makanan ke dalam saluran pencernaan. bolus makanan yg masuk dlm mulut chimus (chim)makanan yg sdh mengalami proses di lambung. michel makanan yg telah bercampur dgn getah empedu dan pankreas di duodenum.
  2. Sekresi, pengeluaran sekret pencernaan untuk membantu proses ingesti berupa enzim
  3. Digesti, Penghancuran bolus secara mekanik dan khemis oleh enzim menjadi bantuk yg siap diabsorbsi oleh villi intestin/jomjot usus
  4. Absorbsi, Penyerapan oleh villi-villi intestinal dan masuk ke dalam sirkulasi kemudian dibawa ke sel melalui Pembuluh vena porta hepatica - hati - jantung - paru paru - jantung - sel seluruh tubuh

A. Rongga Mulut
Makanan dalam mulut mengalami penghancuran secara mekanik yg disebut mastikasi (mengunyah) dan sedikit secara kimiawi. Yg didukung oleh organ :
  1. Gigi
  2. Lidah
  3. Kelenjar saliva. (Parotis, Sublingualis . Suub mandibularis)

Saliva
  • Cairan bersifat alkali mengandung musin(lendir), enzim ptialin (amilase) dan sedikit zat padat

Fungsi saliva
  1. Merubah Karbohidrat menjadi maltosa oleh enzim amilase (ptialin)
  2. Melicinkan / melumasi bolus mudah ditelan
  3. Menetralkan/mengencerkan bolus

Faktor yg mempengaruhi sekresi saliva
  1. faktor mekanik : adanya bolus dalam mulut
  2. faktor . psikhis : mencium/memikirkan makanan
  3. faktor kimiawi : bolus yang asam atau asin

LIDAH

Terdapat papil dengan saraf rasa:
  • Rasa pahit pangkal lidah sircum valata
  • Rasa manis ujung lidah filliformis
  • Rasa asin ujung samping kiri dan kanan lidah
  • Rasa asam samping kiri dan kanan lidahfungiformis
  • Rasa gurih ( Umami)

Fungsi lidah :
  1. Mengaduk makanan
  2. Mengecap makanan
  3. Membantu waktu menelan
  4. Membentuk suara

Esofagus
  • Esofagus terutama berfungsi menghantarkan bahan yang dimakan dari faring ke lambung secara peristaltik ( 5 - 15 detik)
  • pada bagian atas dan bawah esofagus terdapat spingter
  • Dalam keadaan normal berada dalam kondisi tonik atau berkontriksi kecuali waktu menelan.
  • Pada bagian bawah terdapat sfinkter yg berperan sbg barier terhadap refluk isi lambung ke esofagus.
  • Mukosa esofagus bersifat alkali dan tidak tahan terhadap isi lambung yg asam.
  • Lapisan submukosa mengandung selsel sekretoris yg menghasilkan mukus/lendir
  • Mukus mempermudah jalannya makananan waktu menelan
  • OK

Menelan / deglutinasi
Merupakan perbuatan fisiologis kompleks dimana makanan atau cairan berjalan dari mulut ke lambung.
Terdiri dari 3 fase:
  1. Fase oral : bolus didorong ke dinding posterior faring oleh gerakan volunter lidah.  menimbulkan gerak reflek menelan.
  2. Fase Faringeal : palatum mole dan uvula secara refleks menutup rongga hidung. Pada saat yg sama laring terangkat dan menutup faring  pernafasan serentak dihambat untuk mencegah aspirasi.
  3. Fase esofageal : mulai waktu M. crichopharingeus relaksasi dan memungkinkan bolus masuk esofagus. Bolus didorong oleh gerakan peristaltik esofagus ke arah bagian distal dan merelaksasikan sfingter bagian bawah yg memunginkan bolus masuk ke lambung.

Kec peristaltik 2 – 4 cm/dtk  bolus sampe ke lambung sektar 5 – 15 dtk

Lambung

Kedua ujung lambung dilindungi oleh sfinkter;
  1. Sfinkter. kardia atau s. esofagus bag bawah, mencegah aliran balik ke dalam esofagus
  2. Sfinkter. pilorus, fungsi melindungi lubang antara pars pilorika lambung dan duodenum serta mencegah aliran isi usus ke lambung
Isi lambung
  1. HCl - cairan dengan pH rendah keluar karena pengaruh Hiirmon Gastrin
  2. Pepsinogen - enzim belum fungsional diaktifkan HCl menjadi Pepsin
  3. Renin - mengendapkan Caseinogen - Casein
  4. Musin - lendir

Fungsi Lambung
  1. Fungsi motoris “mekanik”
  2. Fungsi resevoir. Menyimpan makanan sampai dicerna dan bergerak pada saluran cerna.
  3. Fungsi mencampur, memecah makanan menjadi oartikel2 kecil dan mencampurnya dgn getah lambung mll kontraksi otot.
  4. Fungsi pengosongan, diatur oleh pembukaan sfinkter
2. Fungsi sekresi dan pencernaan
  • HCl mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin
  • Enzim Pepsin yang aktif mencerna Protein menjadi pepton/peptida
  • Amilase, merubah amilum menjadi maltosa ( jika kondisi lambung belum asam)
  • Sintesis dan sekresi Hormon Gastrin yang mempengaruhi sekresi HCL
  • Sekresi faktor intrinsik, untuk absorbsi vit B12 pada illeum
  • Sekresi mukus, pelindung lambung dan melumasi makanan.

Kelenjar pd lambung :
  1. Kelenjar Cardiak (lambung atas) mengsekresi mukus alkali
  2. Kelenjar Fundus(sisi lambung tengah yang memiliki 3 jenis sel : - sel zimogenik /chief sel berperan mengsekresi pepsinogen - sel parietal berperan mengsekresi HCl dan air - neck sel berperan mengsekresi mukus
  3. Kelenjar pilorus (lambung bagian bawah), menhasilkan gastrin
Zat-zat lain yg disektresi :
  • Enzim-enzim dan elektrolit : Na, K, Cl

Faktor yang mempengaruhi kerja lambung
  • Faktor Instrinsik oleh kel parietalis (daerah Otak)
  1. Perangsangan sekresi getah lambung :
  2. Rangsang saraf
  • Faktor ekstrinsik
  1. melihat makanan
  2. mencium makanan
  3. memikirkan dan mencicipi makanan
Rangsang kimiasi
  • jika terdapat makanan dalam lambung

D. Usus Halus (Intestinum tenue)
Fungsi utama usus halus :
  1. Pergerakan, yaitu mencapur dan mendorong kimus.
  2. Gerakan segmental usus halus dalam mendorong kimus  gerak peristaltik
  3. Digesti, penyempurnaan digesti di usus halus didukung oleh enzim usus halus , enzim pankreas dan empedu
  4. Absorbsi, sbg tempat absorbsi maksimal zat-zat gizi.

Fungsi digesti
  • Kimus dari lambung (bersifat asam) di usus halus dinetralisir oleh getah empedu dan pankreas di duodenum guna mengoptimalkan kerja enzim.
  • Garam empedu berperan mengemulsi lemak menjadi partikel partikel yg lebuh kecil.

Pankreas memiliki 3 enzim :


  1. Amilase mengubah zat pati menjadi disakarida
  2. Lipase merubah lemak menjadi gliserida, asam lemak dan gliserol
  3. Tripsinogen merubah pepton menjadi polipeptida

Usus halus menghasilkan enzim tersendiri :
  1. Enterokinase, merubah tripsinogen menjadi tripsin
  2. Amnopeptidase, merubah aminopeptida menjadi dipeptida
  3. Dipeptidase, merubah dipeptida menjadi asam amino
  4. Sukrase, merubah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa
  5. Maltase, merubah maltosa menjadi 2 glukosa
  6. Laktase, merubah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa.
Lamanya kimus dalam usus halus 3 – 10 jam dengan frekwensi peristaltik 4 – 8 x/menit

Fungsi absorbsi
  • Absorbsi adalah pemindahan hasil akhir pencernaan KH, L. P (gula sederhana, asam lemak dan asam amino) melalui dinding usus ke sirkulasi darah dan limfe untuk digunakan sel-sel tubuh.

Zat zat gizi yg diabsorbsi melalui pembuluh darah kapiler masuk ke aliran darah :
  • Protein
  • Karbohidrat
  • Lemak
  • Vit B, C
  • Air
  • Sebagian mineral

Zat gizi yg diabsorbsi melalui pembuluh lakteal masuk ke aliran limfe :
  1. Lemak
  2. Vit A, D, E, K
  3. Sebagian mineral
Usus besar / kolon
Fungsi :
  1. Absorbsi air dan mineral
  2. Sebagian besar dilakukan pd kolon kanan
  3. Kolon mengabsobsi sekitar 600 ml /hr. (kapasitas absorbsi 2000 ml/hr)
  4. Sekresi musin bersifat alkali,
  5. Tidak mengandung enzim
  6. Bekerja sebagai pelumas dan melindungi mukosa.
  7. Sebagai resevoir (kolon sigmoid), menampung feces sampai defekasi berlangsung. Bakteri kolon mensintesa vit K dan beberapa vit B
  8. Peristaltik pd kolon
  9. Pergerakan mencampur - Feces diaduk dan diputar  bersentuhan dgn permukaan kolon  absorbsi air.

Pergerakan pendorong
  • Gel peristaltik (mass movement
  • Mendorong feces kearah anus, beberapa kali/hari
  • Paling lama 15 menit selama jam pertama setelah makan pagi Proses defekasi

Hepar ( Hati)

PeranHati (Hepar):
  1. Pembentukan dan ekskresi empedu
  2. jumlah sekresi cairan empedu sekitar 1 liter per hari. dengan komposisi sbb:
  • air (97 %)
  • elektrolit : sodium, potasium, Ca, Cl
  • garam empedu
  • fospolipid (lesitin)
  • kolesterol
  • pigmen empedu (bilirubin terkonjugasi)
UJI MAKANAN

  • Tujuan Menguji bahan makanan yang mengandung: karbohidrat, protein, glukosa dan lemak.
  • Alat dan Bahan :
  1. Tabung Reaksi dan rak meja
  2. Reagen benedic / fehling A atau B
  3. Reagen Biuret
  4. Bunsen / Lampu spiritus
  5. Kertas koran
  6. Reagen : lugol/yodium
  7. Larutan Benedict/fehling A/fehling B
  8. Pipet
  9. Gelas Ukur
  10. Plat Tetes
  11. Tepung Kanji
  12. Roti
  13. Nasi
  14. Tempe
  15. Minyak Goreng
  16. Gula
  17. Telur
  18. Susu
Cara Kerja :
  1. Haluskan bahan makanan yang padat lalu jadikan larutan
  2. Gunakan plat tetes untuk pengujian amilum dan gunakan tabung reaksi untuk pengujian glukosa
  3. Uji tiap bahan makanan dengan langkah-langkah sebagai berikut

Uji Glukosa
  • Tuang 5 ml bahan yang akan diuji ke dalam tabung reaksi
  • Tetesi 5 tetes feling A atau B
  • Panaskan di atas bunsen ± 3 menit pada air mendidih
  • Amati warnanya
  • Catat, bila warnanya hijau sampai oranye berarti mengandung glukosUj
Uji Protein
  • Tuangkan bahan yang akan diuji pada plat tetes
  • Tetesi 5 tetes larutan biuret
  • Catat, jika warnanya ungu berarti mengandung protein
Uji Glukosa dan Protein
Tujuan : Mengetahui makanan mengandung glukosa dan protein
Alat dan Bahan
  • Kuning Telur
  • Tepung Kanji
  • Gula
  • Nasi
  • Susu
  • Putih Telur
  • Tempe
  • Minyak Goreng
  • Roti
Hasil Pengamatan
No
Bahan
Glukosa
Protein
1
Kuning Telur
2
Nasi
3
Tempe Goreng (giling)
4
Tempe Goreng (kunyah)
5
Tepung Kanji
6
Susu
-
7
Minyak Goreng
-
-
8
Gula
-
9
Putih Telur
-
10
Roti Kunyah
11
Roti Giling
Kesimpulan:
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
  1. Jika bahan makanan yang mengandung glukosa ditetesi larutan Benedict (Fehling a dan B)
  2. lalu dipanaskan di atas api akan memperlihatkan warna merah bata
  3. sedangkan bahan makanan yang mengandung protein jika ditetesi dengan larutan Biuret akan memperlihatkan warna ungu.
NOTE

PERAN PERISTALTIK USUS



  • Peran peristaltik pada sistem pencernaan adalah bahwa itu adalah cara makanan didorong ke bawah kerongkongan dan masuk ke perut, kemudian peristalsis menggerakkan makanan dicerna melalui usus kecil dan besar dan kemudian melalui rektum dan anus. 
  • Ini adalah serangkaian kontraksi otot polos dan relaksasi memindahkan makanan dengan cara seperti gelombang melalui proses yang berbeda dalam saluran pencernaan.


  • Gerakan peristaltik pada sistem pencernaan bergantung pada dua refleks utama yang berkontraksi di atas makanan yang ditelan, atau bolus, dan relaks di bawahnya. Ini terjadi dalam sistem saraf enterik, yang merupakan sistem saraf lokal yang terdiri dari sistem pencernaan. 
  • Ada dua jaringan neuron tertanam dalam dinding saluran pencernaan dan ini dimulai pada kerongkongan dan berakhir di anus. 
  • Ada tiga jenis neuron dalam sistem saraf enterik yang mensekresi neurotransmiter dan antara mereka, sensorik, motorik dan Inter-neuron bertanggung jawab untuk peristaltik pada sistem pencernaan.


  • Ketika bolus makanan ditelan, peristaltik membawanya ke perut di mana ia berubah menjadi disebut chyme cair. Makanan dikunyah menjadi bolus, atau bola, dan tertelan. 
  • Hal ini dipindahkan melalui kerongkongan oleh gelombang peristaltik primer yang memaksa makanan melalui kerongkongan dan kedalam lambung, sebuah proses yang memakan waktu sekitar sembilan detik. 
  • Makanan yang kurang dilumasi dan gerakan melalui kerongkongan akan bergerak lambat, maka gelombang peristaltik sekunder terus bekerja di sekitar bolus sampai memasuki perut. 
  • Setelah bolus telah berubah menjadi chyme seperti susu di perut dan dibawa ke dalam usus kecil, proses peristaltik melambat sebagai tujuan perubahan dari gerakan untuk pencampuran, pencernaan dan penyerapan.


  • Penyerapan gizi terjadi di usus kecil dimana peristaltik menggerakkan di sekitar chyme, memberikan kesempatan untuk diserap melalui dinding usus dan ke dalam aliran darah. 
  • Tahap selanjutnya dari proses pencernaan terjadi di usus besar di mana air diperoleh kembali dari makanan yang tidak tercerna dan diserap ke dalam aliran darah. Sisa-sisa tersebut kemudian dikeluarkan melalui anus.


  • Telah diperkirakan bahwa hidangan khas akan memakan waktu sekitar lima jam untuk melewati sepenuhnya melalui perut dan hingga 40 jam untuk melakukan perjalanan melalui usus besar dengan penghapusan lengkap dari tubuh kadang-kadang mengambil beberapa hari, tergantung pada makanan. 
  • Peristaltik pada sistem pencernaan bekerja pada kecepatan yang berbeda sebagai proses pada tahapan yang berbeda memiliki tujuan yang berbeda. 
  • Terutama, tujuan dalam kerongkongan adalah untuk menghentikan makanan yang tertelan kembali memasuki mulut sehingga proses lebih cepat. Akhirnya, tujuan dalam usus besar adalah untuk menyerap air sebanyak mungkin dari massa tercerna sehingga proses menjadi lebih lambat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar