NAMA : Nina Ayuning
Rahayu FS
Kelas : RIB
Perkembangan
Pendidikan di Indonesia
Bangkitnya
dunia pendidikan yang dirintis oleh Pahlawan kita Ki Hadjar Dewantara untuk
menentang penjajah pada massa lalu, sungguh sangat berarti apabila kita cermati
dengan saksama. Untuk itu tidak terlalu berlebihan apabila bangsa Indonesia
sebagai bangsa yang besar memperingati hari Pendidikan Nasional yang jatuh
setiap tanggal 2 Mei ini, sebagai bentuk refteksi penghargaan sekaligus bentuk
penghormatan yang tiada terhingga kepada para Perintis Kemerdekaan dan Pahlawan
Nasional. Di samping itu, betapa jiwa nasionalisme dan kejuangannya serta
wawasan kebangsaan yang dimiliki para pendahulu kita sangat besar, bahkan rela
berkorban demi nusa dan bangsa. Lantas bagaimana perkembangan sekarang? Sangat
ironis, memang. Banyak para pemuda kita yang tidak memiliki jiwa besar, bahkan
sangat mengkhawatirkan, janganjangan terhadap lagu kebangsaan kita pun sudah
tidak hafal, jangankan menghayati. Namun, kita sangat yakin dan semakin sadar,
bahwa hanya melalui dunia pendidikanlah bangsa kita akan menjadi maju, sehingga
dapat mengejar ketertinggalan dengan bangsa lain di dunia, sekaligus merupakan
barometer terhadap kualitas sumber daya manusia.
Krisis moneter yang berlanjut dalam
krisis ekonomi yang terjadi hingga puncaknya ditandai dengan jatuhnya rezim
Soeharto dari kekuasaannya pada Mei 1998 yang lalu, telah mendorong reformasi
bukan hanya dalam bidang politik dan ekonomi saja, melainkan juga terimbas
dalam dunia pendidikan juga. Reformasi dalam bidang pendidikan, pada dasarnya
merupakan reposisi dan bahkan rekonstruksi pendidikan secara keseluruhan atau
secara komprehensif integral. Reformasi, reposisi dan rekonstruksi pendidikan jelas
harus melibatkan penilaian kembali secara kritis pencapaian dan masalah-masalah
yang dihadapi dalam penyelenggaraan pendidikan nasional.
Apabila kita amati secara garis
besar, pencapaian pendidikan nasional kita masih jauh dan harapan, apalagi
untuk mampu bersaing secara kompetitif dengan perkembangan pendidikan pada
tingkat global. Baik secara kuantitatif maupun kualitatif, pendidikan nasional
masih memiliki banyak kelemahan mendasar. Bahkan pendidikan nasional, menurut
banyak kalangan, bukan hanya belum berhasil meningkatkan kecerdasan dan
keterampilan anak didik, melainkan gagal dalam membentuk karakter dan watak
kepribadian (nation and character building), bahkan terjadi adanya degradasi
moral.
Reformasi
Pendidikan
Kita
harus sadar, bahwa pembentukan karakter dan watak atau kepribadian ini sangat
penting, bahkan sangat mendesak dan mutlak adanya (tidak bisa ditawar-tawar
lagi). Hal ini cukup beralasan. Mengapa mutlak diperlukan? Karena adanya krisis
yang terus berkelanjutan melanda bangsa dan negara kita sampai saat ini belum
ada solusi secara jelas dan tegas, lebih banyak berupa wacana yang seolah-olah
bangsa ini diajak dalam dunia mimpi. Tentu masih ingat beberapa waktu yang lalu
Pemerintah mengeluarkan pandangan, bahwa bangsa kita akan makmur, sejahtera
nanti di tahun 2030. Suatu pemimpin bangsa yang besar untuk mengajak bangsa
atau rakyatnya menjadi “pemimpi” dalam menggapai kemakmuran yang
dicita-citakan.
Banyak kalangan masyarakat yang
mempunyai pandangan terhadap istilah “kelatahan sosial” yang terjadi
akhir-akhir ini. Hal ini memang terjadi dengan berbagai peristiwa, seperti
tuntutan demokrasi yang diartikan sebagai kebebasan tanpa aturan, tuntutan
otonomi sebagai kemandirian tanpa kerangka acuan yang mempersatukan seluruh
komponen bangsa, hak asasi manusia yang terkadang mendahulukan hak daripada
kewajiban. Pada akhirnya berkembang ke arah berlakunya hukum rimba yang memicu
kesukubangsaan (ethnicity). Kerancuan ini menyebabkan orang frustasi dan
cenderung meluapkan perasaan tanpa kendali dalam bentuk “amuk massa atau amuk
sosial”.
Berhadapan dengan berbagai masalah
dan tantangan, pendidikan nasional pada saat yang sama (masih) tetap memikul
peran multidimensi. Berbeda dengan peran pendidikan pada negara-negara maju,
yang pada dasarnya lebih terbatas pada transfer ilmu pengetahuan, peranan
pendidikan nasional di Indonesia memikul beban lebih berat Pendidikan berperan
bukan hanya merupakan sarana transfer ilmu pengetahuan saja, tetap lebih luas
lagi sebagai pembudayaan (enkulturisasi) yang tentu saja hal terpenting dan
pembudayaan itu adalah pembentukan karakter dan watak (nation and character
building), yang pada gilirannya sangat krusial bagi notion building atau dalam
bahasa lebih populer menuju rekonstruksi negara dan bangsa yang lebih maju dan
beradab.
Oleh karena itu, reformasi
pendidikan sangat mutlak diperlukan untuk membangun karakter atau watak suatu
bangsa, bahkan merupakan kebutuhan mendesak. Reformasi kehidupan nasional
secara singkat, pada intinya bertujuan untuk membangun Indonesia yang lebih
genuinely dan authentically demokratis dan berkeadaban, sehingga betul-betul
menjadi Indonesia baru yang madani, yang bersatu padu (integrated). Di samping
itu, peran pendidikan nasional dengan berbagai jenjang dan jalurnya merupakan
sarana paling strategis untuk mengasuh, membesarkan dan mengembangkan warga
negara yang demokratis dan memiliki keadaban (civility) kemampuan,
keterampilan, etos dan motivasi serta berpartisipasi aktif, merupakan ciri dan
karakter paling pokok dari suatu masyarakat madani Indonesia. Jangan sampai
yang terjadi malah kekerasan yang meregenerasi seperti halnya yang terjadi di
IPDN yang menjadi sorotan akhir-akhir ini (Kompas 16/4), Kekerasan fisik yang
mengorbankan nyawa dan harta benda tersebut, sangat jelas terkait pula dengan
masih bertahannya “kekerasan struktural” (structural violence) pada tingkat
tertentu. Akibatnya, perdamaian hati secara hakiki tidak atau belum berhasil
diwujudkan.
Oleh : Drs. Bambang Nurokhimhttp://www.tnial.mil.id/tabid/125/articleType/ArticleView/articleId/200/Default.aspx
“Jika Saya Mengajar Biologi SMA”
Assalamua’laikum
wr.wb
Pengalaman SMA
saya, pada waktu itu guru SMA saya
menggunakan Metode belajar menghafal, menulis dan presentasi saja jika tidak
memungkinkan untuk pratikum, karena dulu terbatasnya alat lab diSMA jadi
pratikum yang dilakukan tidak sesempurna materi seperti di buku. menjadi guru
biologi adalah cita – cita saya. Tapi menurut saya pribadi untuk menjadi guru
biologi tingkatan SMA gampang – gampang susah karena siswa SMA masih sangat
labil, terkadang mereka tidak bisa membagi waktu untuk main dan belajar dan
oleh sebab itu juga tingkat belajar yg
semakin menurun dan kebanyakan siswa mengejar nilai bukan mencari ilmu dan
“JIKA SAYA MENGAJAR BIOLOGI SMA” saya
mepunyai beberapa metode yaitu :
Metode pertama :
Saya akan
menerapkan “metode belajar aktif” maksutnya belajar aktif disini adalah saya
akan mengajak siswa-siswi saya nanti tidak hanya mendengarkan, menghafal dan
menulis tetapi saya ingin mereka bisa aktif menanyakan atau bertanya,
memberikan pertanyaan, menjawab pertanyaan dan mengerjakan materi yang
berkaitan dengan materi tersebut.
Metode kedua:
Di metode kedua ini
saya akan mengadakan” test” beberapa soal setiap masuk BAB baru, ini bertujuan
untuk mengetahui seberapa niat siswa-siswi belajar mempersiapkan pelajaran hari
esok dan untuk kedepannya agar mereka bisa mempersiapkan materi dan mereka
mempunyai minat baca atau lebih rajin membaca.
Metode ketiga:
Saya akan
menerapkan metode “bersosialisasi” maksutnya bersosialisasi saya akan membagi
beberapa kelompok sesuai dengan absen agar semua bisa saling kenal satu sama
lain, kompak, mempunyai rasa tanggung jawab kepada tugasnya(maksudnya saling
menginggatkan)dan bisa Saling bertukar pikiran.
Metode keempat :
“Metode presentas”
ini salah satu metode paling penting untuk melatih keberanian siswa-siswi untuk
mengemukakan pendapat pribadi maupun kelompok dan metode ini bisa melatih siswa
aktif dan mempunyai keberanian di depan orang banyak, metode ini bertujuan
untuk menyampaikan informasi yang diproleh oleh siswa secara individu atau
kelompok di depan teman-temannya.
Metode ke lima;
Di metode ini, saya
ingin menerpkan metode “debat aktif” yang bertujuan untuk mendorong pemikiran
siswa-siswi perenungan terutama kalo peserta didik atau siswa-siswi di hadapkan
mempertahankan pendapat pribadinya.
Metode ke enam :
“Metode berbaur”
maksutnya berbaur tidak membedakan antara siswa-siswi yang satu dengan yang
lain dan meminta siswa-siswi berperan aktif untuk menjadi narasumber atau
mencari informasi dan saling tukar memenukar pendapat antara siswa-siswi.
Metode ke
tujuh :
“Metode pratikum”
Insyaallah nanti saya bisa bekerja disekolah yg mempunyai lab biologi yang
memadai, agar siswa-siswi bisa melakukan pratikum yang tidak terbatas. Karena
pratikum ini adalah hal dimana siswa-siswi bisa langsung tau dan pratikum ini
bertujuan untuk menambah pengetahuan secara langsung(biasanya siswa-siswi kalo
hanya membaca saja terkdang suka lupa
hehe )
Metode ke delapan :
“Metode prediksi”
maksut dari metode ini adalah dapat membantu para siswa menjadi kenal sifat
satu sama lain , disini siswa dituntut untuk meramalkan bagaiman sifat masing –
masing orang dalam kelompoknya menjawab pertanyaan yang telah ditanyakan pada
kelompok lain.
Sekian rencana saya atau gambaran metode yang nanti saya jalankan
jika saya mengajar biologi sma, saya hanya manusia biasa yang tidak pernah
sempurna kurang lebihnya saya minta dibukakan pintu maaf yang seluas-luasnya
atas kesalahan penulisan atau bahasa yang tidak baku.
Wasalamualaikum.wb.wb
Tidak ada komentar:
Posting Komentar