Makalah
ILMU
SOSIAL DAN BUDAYA DASAR
Manusia
Sebagai Makhluk Budaya
Disusun
Oleh :
NINA AYUNING RAHAYU F
.S (201441500116)
FAKULTAS TEKNIK DAN
IPA
PENDIDIKAN BIOLOGI
UNIVERSITAS
INDRAPRASTA PGRI
TAHUN AJARAN 2014/2015
Pengertian Manusia dan Budaya
Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu”
(Sanskerta), “mens” (Latin), yang berarti berpikir berakal budi atau
makhluk yang berakal budi. Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah
gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu.
Dalam hubungannya dengan lingkungan,
manusia merupakan suatu organisme hidup (living organisme). Terbentuknya
pribadi seseorang dipengaruhi oleh lingkungan
bahkan secara ekstrim dapat dikatakan, setiap orang berasal dari satu
lingkungan, baik lingkungan vertical (genetika, tradisi), horizontal (geografik,
fisik, sosial), maupun kesejarahan. Oleh karena itu lingkungan mempunyai
pengaruh besar terhadap manusia itu sendiri.
Kata budaya merupakan bentuk
majemuk kata budi-daya yang berarti cipta, karsa, dan rasa. Sebenarnya kata
budaya hanya dipakai sebagai singkatan kata kebudayaan, yang berasal dari
Bahasa Sangsekerta budhayah yaitu bentuk jamak dari budhi yang berarti
budi atau akal.
Definisi budaya dalam pandangan
Ahli-ahli antropologi merumuskan definsi budaya sebagai berikut:
1. Linton: 1940,
mengartikan budaya dengan: Keseluruhan dari pengetahuan, sikap dan pola
perilaku yang merupakan kebiasaan yang dimiliki dan diwariskan oleh anggota
suatu masyarakat tertentu.
2.
Kluckhohn dan
Kelly: 1945 berpendapat bahwa budaya adalah: Semua rancangan hidup yang
tercipta secara historis, baik yang eksplisit maupun implisit, rasional,
irasional, yang ada pada suatu waktu, sebagai pedoman yang potensial untuk
perilaku manusia.
Berdasarkan definisi para ahli tersebut
dapat dinyatakan bahwa unsur belajar merupakan hal terpenting dalam tindakan
manusia yang berkebudayaan. Hanya sedikit tindakan manusia dalam rangka
kehidupan bermasyarakat yang tak perlu dibiasakan dengan belajar.
Selain itu terdapat tiga wujud
kebudayaan yaitu :
1. wujud pikiran, gagasan, ide-ide, norma-norma,
peraturan,dan sebagainya. Wujud pertama dari kebudayaan ini bersifat abstrak,
berada dalam pikiran masing-masing anggota masyarakat di tempat kebudayaan itu
hidup.
2. aktifitas kelakuan berpola manusia dalam masyarakat.
Sistem sosial terdiri atas aktifitas-aktifitas manusia yang saling
berinteraksi, berhubungan serta bergaul satu dengan yang lain setiap saat dan
selalu mengikuti pola-pola tertentu berdasarkan adat kelakuan. Sistem sosial
ini bersifat nyata atau konkret.
3. Wujud fisik, merupakan seluruh total hasil fisik dari
aktifitas perbuatan dan karya manusia dalam masyarakat.
Hakikat
Manusia Sebagai Mahluk Budaya
1. Hakikat
manusia sebagai mahluk budaya
Hakikat manusia sebagai mahluk budaya, karena manusia
mempunyai tingkatan yang lebih
tinggi sebagaimana makhluk hidup, manusia juga mempunyai akal yang dapat
memperhitungkan tindakannya yang kompleks melalui proses belajar yang
terus-menerus. Selain itu manusia dikatakan pula sebagai makhluk budaya. Budaya
diartikan sebagai pikiran atau akal budi. Manusia juga harus
bersosialisasi dengan lingkungan, yang merupakan pendidikan awal dalam suatu
interaksi sosial. Hal ini menjadikan manusia harus mempunyai ilmu pengetahuan
yang berlandaskan ketuhanan. Karena dengan ilmu tersebut manusia dapat
membedakan antara yang hak dengan yang bukan hak, antara kewajiban dan yang
bukan kewajiban. Sehingga norma-norma dalam lingkungan berjalan dengan harmonis
dan seimbang.
Problematika Kebudayaan
Beberapa Problematika Kebudayaan antara lain :
Beberapa Problematika Kebudayaan antara lain :
1. Hambatan
budaya yang berkaitan dengan pandangan hidup dan sistem kepercayaan.
Contohnya
: Keterkaitan orang Jawa terhadap tanah yang mereka tempati secara
turun-temurun diyakini sebagai pemberi berkah kehidupan. Mereka enggan
meninggalkan kampung halamannya atau beralih pola hidup sebagai petani. Padahal
hidup mereka umumnya miskin.
2. Hambatan
budaya yang berkaitan dengan perbedaan persepsi atau sudut pandang ini dapat
terjadi antara masyarakat dan pelaksana pembangunan.
Contohnya : program Keluarga Berencana atau KB semua ditolak
masyarakat, mereka beranggapan bahwa banyak anak banyak rezeki.
3. Hambatan
budaya yang berkaitan dengan factor psikologi atau kejiwaan.
Contohnya : Upaya untuk mentransmigrasikan penduduk dari
daerah yang terkena bencana alam banyak mengalami kesulitan. Hal ini disebabkan
karena adanya kekhawatiran penduduk bahwa di tempat yang baru hidup mereka akan
lebih sengsara dibandingkan dengan hidup mereka di tempat yang lama.
4. Masyarakat
yang terasing dan kurang komunikasi dengan masyarakat luar.
Contohnya : Masyarakat
daerah-daerah terpencil yang kurang komunikasi dengan masyarakat luar,
karena pengetahuannya terbatas, seolah-seolah tertutup untuk menerima
program-program pembangunan.
5. Sikap
tradisionalisme yang berprasangka buruk terhadap hal-hal baru.
Contohnya : Sikap ini sangat mengagung-agungkan budaya
tradisional sedemikian rupa, yang menganggap hal-hal baru itu akan merusak tatanan hidup mereka yang sudah mereka miliki
secara turun-temurun.
6.
Sikap Etnosentrisme
Sikap etnosentrisme adalah sikap yang mengagungkan budaya
suku bangsanya sendiri dan menganggap rendah budaya suku bangsa lain. Sikap
semacam ini akan mudah memicu timbulnya kasus-kasus pertentangan suku, agama, ras, dan antargolongan.
Contohnya : Kebudayaan yang berkembang dalam suatu wilayah
seperti Indonesia sebagai Negara kepulauan kepulauan yang terdiri dari beberapa
suku bangsa dan budaya yang beraneka ragam. Masing-masing kebudayaan itu
dianggap sebagai satu ciri khas daerah lokal. Yang terkadang justru menimbulkan
sikap etnosentrisme pada anggota masyarakat dalam memandang kebudayaan orang
lain. Sikap etnosentrisme dapat menimbulkan kecenderungan perpecahan dengan
sikap kelakuan yang lebih tinggi terhadap budaya lain.
7. Perkembangan
IPTEK sebagai hasil dari kebudayaan, sering kali disalahgunakan oleh manusia.
Contohnya : Nuklir dan bom dibuat justru untuk menghancurkan
manusia bukan untuk melestarikan suatu generasi, obat-obatan diciptakan untuk
kesehatan tetapi dalam penggunaannya banyak disalahgunakan yang justru
mengganggu kesehatan manusia.
“Intinya Problematika kebudayaan
sangat berbahaya jika dibiarkan, karena kebudayaan merupkan jati diri bangsa,
bila itu hilang maka dengan sangat mudah bangsa itu akan hancur dan dijajah
oleh bangsa lain. Oleh sebab itu bagaimanapun juga caranya kita harus
mempertahankan identitas bangsa kita yaitu kebudayaan. Mulailah dengan
mencintai kebudayaan daerah, dan serukan dalam hati yaitu :I Love Indonesia.”
Apresiasi terhadap kemanusiaan dan kebudayaan
Budaya
atau kebudayaan dipahami sebagai tri potensi manusia, yakni berfikir,
berkemauan dan berperasaan yang terjelma dalam kumpulan ilmu pengetahuan,
kaidah-kaidah sosial dan kesenian. Dalam pengertian ini tergambar adanya proses
yang menjadikan manusia – individu dan masyarakat sebagai wadah pembentukan
potensi yaag dijelmakan dalam bentuk logika, etika dan estetika. Oleh karena
itu, perlu adanya pelestarian dalam hal aplikasi seni budaya. Pada taraf global
budaya sangat menentukan cirri khas, bahkan menunjukkan identitas suatu daerah
tertentu. Maka dari itu, masyarakat secara bersama dan individu harus menjadi
agen tunggal yang menjadi proses penyebaran budaya sekaligus mempertahankan
eksistensi keberadaan budaya itu sendiri.
Manusia
sebagai makhluk sosial terikat dengan lingkungannya. Ikatannya adalah
kebudayaan yang diperoleh melalui proses belajar. Proses belajar dimungkinkan
karena dalam kebudayaan terdapat sejumlah kaidah, aturan dan kategori, yang
dapat diketahui melalui pengalaman dan pengamatan terhadap Ungkungan sosial.
Selanjutnya, pencocokan dengan pengetahuan yang sudah diketahui sebehunnya, dan
akhimya interpretasi dengan kembali mengadakan sistematisasi dan kategorisasi.
Kesimpulan
Manusia
adalah mahluk berbudaya. Manusia sebagai makhluk yang berbudaya tidak lain
adalah makhluk yang senantiasa mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan
kebahagiaan, karena yang membahagiakan hidup manusia itu hakikatnya sesuatu
yang baik, benar dan adil, maka hanya manusia yang selalu berusaha menciptakan
kebaikan, kebenaran dan keadilan sajalah yang berhak menyandang gelar manusia
berbudaya.
Budaya adalah
suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok
orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari
banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat,
bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.
Problematika
kebudayaan dan peradaban timbul akibat globalisasi diantaranya dapat dilihat
dalam bidang bahasa, kesenian, juga yang terpenting- kehidupan sosial. Akibat
perkembangan teknologi yang begitu pesat, terjadi transkultur dalam kesenian
tradisional Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar